Rabu, 24 Januari 2018

Ayam Taliwang dalam Rasa dan Balutan Sejarah

Ayam Taliwang adalah kuliner khas Pulau Lombok yang cukup terkenal. Mungkin saja anda sudah sering menikmati Ayam Taliwang di kota asal anda. Sebab Warung Ayam Taliwang telah ada di beberapa kota di tanah air.

Ayam Taliwang.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali, dengan mudah kita temukan Warung


Bila anda melakukan perjalanan di Pulau Lombok yang juga dikenal sebagai “Pulau Seribu Masjid”, jangan lupa mencoba Ayam Taliwang, langsung dari tempat asalnya.

Sensasi kenikmatan makanan terasa berbeda jika kita menyantap langsung di daerah asalnya.

Selain itu, sensasi semakin bertambah, bila kita memiliki sedikit pengetahuan tentang makanan tersebut.

Bayangkan, setiap sendok yang kita kunyah ada cerita masa lalu yang kita ketahui. Keren bukan?

Baiklah. Kali ini, Saya akan memberikan ulasan tentang sejarah Ayam Taliwang.

Sebutulnya, Ayam Taliwang sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang. Karena kuliner khas Pulau Lombok yang satu ini telah ada sejak jaman kerajaan dahulu.

Namun, dalam kesempatan ini, kita ulas secara ringkas saja tentang riwayat Ayam Taliwang.

Diplomasi Damai Dengan Ayam Taliwang 

Pertama-tama kita mulai dari nama Ayam Taliwang. Banyak orang yang bertanya-tanya: bukankah daerah Taliwang itu ada di Pulau Sumbawa?

Kenapa Ayam Taliwang dikatakan sebagai kuliner khas Pulau Lombok?

Pertanyaan seperti itu sangat lumrah dan wajar.

Nama Taliwang memang benar berasal dari nama sebuah kerajaan di Pulau Sumbawa, kini menjadi Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.

Ceritanya dimulai pada jaman ketika Raja Selaparang di Pulau Lombok mendatangkan pasukan Kerjaan Taliwang untuk ditugaskan sebagai juru damai.

Pada waktu itu Selaparang tengah menghadapi perang melawan Kerajaan Karangasem, Bali.

Kalau kita mengacu pada sejarah hubungan Kerajan Selaparang dengan Wilayah Pulau Sumbawa bagian barat, diperkirakan tahun 1630-an Masehi.

Raja Selaparang memberikan tempat tinggal pada pasukan Taliwang yang bernama Karang Taliwang.

Sekarang menjadi Kelurahan Karang Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kodya Mataram.

Pasukan Kerajaan Taliwang selain mengirimkan serdadu, juga mengutus juru masak.

Kehadiran pasukan Taliwang ternyata mampu menciptakan perdamaian antara dua kerajaan yang berseteru.

Perdamaian dicapai melalui diplomasi masakan ayam bakar yang dibuat oleh juru masak dari Taliwang.

Raja Karangasem rupanya meyukai ayam bakar yang dihidangkan oleh juru masak Taliwang.

Sejak saat itulah ayam bakar yang dimasak oleh pasukan dari Taliwang dengan menggunakan bumbu-bumbu tertentu tersebut dikenal sebagai Ayam Taliwang.

Kalau kita mengacu pada sejarah Ayam Taliwang di atas, sejak tahun 1630 hingga tahun 2017 sekarang, berarti kuliner Ayam Taliwang sudah ada sejak 387 tahun yang silam.

Kita patut bersyukur, beranekaragam resep masakan telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Salah satunya Ayam Taliwang.

Meracik dan Menyaji Ayam Taliwang

Setelah mengetahui sekelumit sejarah Ayam Taliwang, tiba saatnya, kini kita mengulas proses memasak dan penyajiannya.

Ayam Taliwang menggunakan ayam kampung yang masih muda. Pilihan ini tentu punya alasan tersendiri, yakni untuk mendapatkan daging ayam bakar yang empuk.

Meskipun dibakar secara utuh satu ekor, daging hingga tulang-belulang Ayam Taliwang terasa renyah dan gurih.

Ayam yang telah dibersihkan dibelah pada bagian dada, kemudian diolesi dengan garam dan minyak.

Selanjutnya dibakar di atas tungku api yang tidak terlalu besar, sembari diolsi dengan air jeruk dan bumbu yang telah dihaluskan.

Pembakaran biasanya dilakukan selama 5 menit untuk mendapatkan kualitas ayam bakar yang baik.

Menu ayam bakar taliwang biasanya disajikan bersama plecing kangkung khas Lombok dan beberuq terong.

Gurih dan lezatnya ayam bakar taliwang memang tak bisa dipisahkan dari racikan bumbunya yang pedas.

Bagi anda yang tidak terlalu suka masakan pedas, bisa memberitahukan pada juru masak, supaya bumbu dibuat tidak terlalu pedas.

Di Kota Mataram sangat mudah menemukan Warung Ayam Taliwang, karena hampir ada di setiap jalan-jalan utama kota Mataram.

Buka android anda, ketik “warung Ayam Taliwang”, maka akan muncul puluhan warung Ayam Taliwang yang telah ditandai di google map.

Bila anda ingin menyantap Ayam Taliwang sambil menikmati panorama persawahan, sebaiknya anda pergi ke kawasan Sayang Sayang.

Di sana ada beberapa Warung Ayam Taliwang berpanorama sawah nan asri. Jaraknya dari pusat kota sekitar 6 Km ke arah utara.

Bila anda menggunakan ojek online, tarif sekitar Rp 13 ribu. Bila menggunakan taksi online, tarif sekitar Rp 22 ribu.

Menikmati ayam bakar taliwang tidak sekedar kuliner biasa. Tetapi kuliner yang punya nilai historis.

Sebagai makanan kegemaran para raja, tentu terasa istiwa saat kita menyantapnya. Melalui kuliner kita belajar tentang rasa.

Dengan rasa kita jalin persaudaraan sepanjang masa. [MK]

Sumber: muammarkaddafi.com

Sabtu, 04 Februari 2017

Air Terjun Lombok Utara

Kabupaten Lombok Utara juga memiliki obyek wisata Air Terjun yang terdapat di Kecamatan Gangga. Lokasi ini tidak terlalu sulit untuk dijangkau wisatawan. Hanya berjarak 15 Km dari Bangsal Pemenang. Dengan waktu tempuh 20 menit transportasi darat, wisatawan akan menjumpai Air Terjun Kerta.

Dengan hijaunya panorama alam pegunungan menjadi sebuah lukisan sejauh mata memandang.
Terletak di Desa Santong Kecamatan Kayangan terdapat Air Terjun Tiu Teja yang dalam bahasa lokal suku Sasak, Tiu berarti pelangi karena bias cahaya yang dipantulkan dari air terjun ini berwarna-warni bak pelangi.

Beralih dari ujung timur Kabupaten Lombok Utara, wisatawan akan mendapatkan dua air terjun sekaligus yang menyambung. Kawasan ini berada di Desa Senaru Kecamatan Bayan. Untuk sampai ke lokasi ini, wisatawan harus menuruni 200 lebih anak tangga. Karena letaknya yang berada tepat di bawah lereng Gunung Rinjani.

Anggung nan alami. Demikianlah gambaran keindahan alam dari kedua air terjun ini. Dengan segala pesonanya membuat air terjun ini tidak pernah sepi oleh pengunjung. Baik wisatawan mancanegara maupun domestik.

Cita Rasa Khas Ayam Taliwang

Mengunjungi dan menikmati sebuah kota untuk berlibur tidak sah rasanya jika tidak menikmati makanan khas yang ada di kota tersebut. Di Kota Mataram, salah satu makanan khas yang paling terkenal adalah Ayam Taliwang. Ayam Taliwang adalah masakan yang terbuat dari ayam kampung muda pilihan yang berasal dari Kampung Karang Taliwang, Kelurahan Cakra Utara, Kecamatan Cakranengnara, Kota Mataram.

Namun seiring berjalannya waktu masakan khas Ayam Taliwang ini kini bisa dijumpai di luar kampung asalnya. Warung-warung atau rumah makan bahkan restoran berkelas saat ini telah banyak menyajikan makanan khas ini mudah kita temui di kota mataram.

Tidak bisa dipungkiri lagi, Ayam Taliwang sekarang telah menjadi makanan khas nusantara yang banyak dicari oleh para wisatawan yang berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya di Kota Mataram. Bahkan, masakan khas Pulau Lombok ini telah merambah kota-kota besar di seluruh Indonesia.

Rasanya yang unik dan lezat menjadikan masakan ini sebagai peluang bisnis untuk mendirikan rumah makan dik ota-kota besar tersebut. Namun tidak ada yang lebih indah dan memuaskan jika kita menikmati masakan Ayam Taliwang langsung di kota asalnya.

Yang membuat unik dari masakan khas Lombok yang saat ini adalah ayamnya. Ayam yang digunakan adalah ayam kampung yang masih muda, berusia sekitar 3-4 bulan dan disajikan pereokor. Sajiannya pun memiliki rasa yang beragam dengan proses penyajian yang berbeda pula.

Ada yang digoreng lalu dibakar, ada juga yang direbus lalu dibakar, serta ada juga yang digoreng bakar yaitu digoreng lalu dibakar secara bersamaan. Setelah itu, ayam akan dibaluri bumbu-bumbu khas Ayam Talliwang yang tentu saja menggoda selera kita untuk segera menyantapnya.

Dalam penyajian Ayam Taliwang juga disertai dengan beberapa masakan pelengkap yang juga menjadi masakan khas pulau Lombok seperti plecing kangkung yang terkenal renyahnya, sambal beberuk yang berisikan irisan kecil kacang panjang, cabe rawit khas Lombok, terong bulat dan irisan lembut tomat.

Biasanya, sambal yang disajikan ada dua macam jeisnya. Yang pertama adalah sambal plecing dan yang kedua adalah sambal beberuk. Kedua sambal inilah yang menambah selera makan kita, terutama dengan aroma perasan jeruk nipis yang benar-benar memanjakan lidah kita khususnya bagi pencita kuliner.

Akses dan akomodasi

Untuk mengakses wisata kuliner dan menikmati sajian Ayam Taliwang sangatlah mudah. Warung, rumah makan ataupun restoran akan sangat mudah anda jumpai merata di kota mataram. Masing-masing tempat menyajikan rasa yang berada dengan nuansa yang berbeda pula. Mulai dari nuansa kota hingga nuansa alami perdesaan.

Bagi anda yang kebetulan ada di tengah Kota Mataram, anda tinggal menyusuri ruas-ruas jalan yang nantinya akan anda temui rumah makan yang menyajikan masakan Ayam Taliwang. Namun bila anda ingin menikmati lezatnya Ayam Taliwang dengan nuansa alami perdesaan, anda bis a juga menyisir pinggir Kota Mataram.

Di wilayah pinggir Kota Mataram, banyak lesehan atau rumah makan yang menyajikan makanan ini dengan nuansa alami. Anda bisa menikmatinya sambal menikmati hijaunya hamparan persawahan, memberi makan ikan-ikan yang ada dikolam dan tentu saja sangat jauh dari bisingnya hiru pikuk perkotaan. (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram).

Menikmati Matahari Tenggelam di Loang Baloq

Loang Baloq  semakin menunjukkan potensinya. Melalui tangan-tangan terampil dan artistik dari pemerintah kota mataram, taman yang menjadi penghujung bagian barat jalur lingkar selatan ini sekarang mampu menyedot ratusan pengunjung per hari.

Bahkan pada hari-hari tertentu, pengunjung  yang datang ke taman yang berada tepat pinggir pantai ini bisa mencapai ribuan orang jumlahnya.

Dengan kata lain, taman wisata Loang Baloq kini telah menjadi sebuah tempat ayng nyaman untuk dikunjungi, terutama pada sore hari untuk menyaksikan sunset (matahari tenggelam).

Taman Loang Baloq terletak di bajian barat dari pusat Kota Mataram. Taman ini menyajikan pamandangan yang sangat istimewa bila anda mengunjunginya. Sebuah kolam raksasa menghapar tepat dipinggir pantai, beberapa pondokan yang tertata rapi di sepanjang pinggir kolam.

Pondokan ini biasanya difungsikan untuk sekedar berkumpul bersama kerabat ataupun keluarga, bisa dijadikan tempat untuk menyaksikan matahari yang tenggelam secara perlahan di ufuk barat.

Pengunjung Loang Baloq juga bisa memanjakan diri dengan mandi atau skedar berendam dipantai. Lebih indah lagi jika pengunjung memilih waktu pada sore hari. Selain cuacanya yang tidak terlalu panas, sambil berendam anda bisa sekalian menyaksikan sunset yang memberikan keindahan warna tersendiri di ruas cakrawala.

Taman Loang Baloq bukan hanya ramai di datangi pengunjung yang ingin berwisata alam, namun ada banyak pengunjung yang datang untuk berwisata religi, karena tepat di bagian timur  dari taman ini terdapat beberapa makam ulama zaman dulu yang dikeramatkan oleh warga suku sasak secara turun temurun.

Makam itu ternama makam Loag Baloq. Warga datang berbondong-bondong setiap hari untuk melakukan beberapa upacara dan ritual.

Nikmatnya berkumpul engan keluarga di taman Loang Baloq ini tidak akan lengkap rasanya jika tidak mencicipi  hidangan-hidangan khas yang ada. Di taman ini, dengan mudah akan anda temui warung-warung yang terbesar merata dengan beragam menu yang disajikan.

Mulai dengan lezatnya jagung bakar khas taman ini hingga enaknya sate bulayak yang disajikan dengan sambal khasnya. (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram)

Bersantai di Taman Udayana Mataram

Warga Kota Mataram bisa berbangga hati dengan memiliki taman udayana. Taman Udayana terletak di Jalan Udayana dan berada tepat di tengah-tengah pusat Kota Mataram. Taman ini merupakan taman yang memiliki banyak fungsi dalam dinamika kehidupan masyarakat Kota Mataram maupun dari luar.

Bagaimana tidak, selain menjadi paru-paru kota karena banyaknya jenis pepohonan yang sengaja ditanam oleh pemerintah Kota Mataram, kawasan ini juga biasa dijadika tempat bersantai oleh masyarakat wisatawan yang berkunjung ke Kota Mataram.

Rimbunnya pepohonan, hijau hamparan persawahan serta rapinya penataan warung-warung sepanjang taman  menjadikan kawasan ini sebagai tempat yang paling nyaman untuk dikunjungi. Masyarakat para pengunjung bisa senantiasa memilih lokasi untuk rekreasi atau sekedar berkumpul bersama teman sambil menikmati hidangan yang disuguhkan oleh warung-warung di sepanjang jalan ini.

Pada waktu sore hari hingga tengah malam, taman ini ramai oleh berbagai kalangan yang meluangkan waktu dengan beragam kepentingan masing-masing. Mulai dari yang hanya sekedar nongkrong bersama teman-temannya, makan malam bersama pasangan maupun keluarganya, hingga bertemunya berbagai macam kelompok atau komunitas tertentu yang sengaja berkumpul sekedar silaturahmi antar sesama anggotanya.

Bicara masalah kuliner, anda tidak perlu khawatir, hampir semua warung yang berkonsep lesehan di sini menawarkan beragam jenis masakan khas Pulau Lombok. Namun di antara masakan-masakan khas tersebut, ada satu jenis makanan yang menjadi sajian khas seluruh warung yang ada, yaitu bulayak. Sate bulayak adalah sate dari daging dan jeroan yang disajikan dengan sambal plus lontong atau biasa disebut bulayak.

Taman Udayana yang juga sebagai penghubung antara kota mataram denngan kawasan wisata Senggigi ini, juga memiliki kelebiihan tersendiri. Pada hari minggu pagi, pemerintah kota mataram memperlakukan kawasan taman udayana ini sebagai arena bebas kendaraan bermotor.

Jika anda kebetulan berada di Kota Mataram pada hari minggu, sebaiknya anda menyempatkan diri untuk berolahraga seperti sepeda santai atau sekedar jogging di Taman Udayana. (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram)

Berburu Kerajinan Cukli di Kampung Rungkang Jangkuk

Cukli merupakan kerajinan yang berbahan dasar kerang putih. Kerang dipotong menjadi beberapa potongan kecil berbentuk wajik. Kemudian potongan tersebut nantinya akan dijadikan hiasan yang ditempel pada permukaan berbagai macam hasil seni rupa.

Proses pembuatan kerajinan ini diawali dari menatah atau memahat motif, memasang cukli, menghaluskan menggunakan ampelas, menempel dempul, hingga proses pelitur. Terakhir mengecet benda-benda yang telah ditempeli pototngan-potongan kerang tersebut. Ada bermacam-macak hasil karya cukli. Mulai dari kotak perhiasan, kursi, meja, lemari, tempat buah-buahan, patung-patung maupun topeng kayu hingga dinding sketsel penyekat ruangan.

Benda-benda inilah yang banyak diburu oleh wisatawan yang datang berkunjung ke Mataram. Memang rata-rata semua benda-benda ini terbuat dari kayu. Dengan warnanya yang coklat kehitaman membuat kerajinan ini menjadi lebih antik dan terkesan klasik.

Tak jarang kerajinan cukli di kampung ini membuat para wisatawan yang berkunjung terkagum-kagum. Bahkan para wisatawan tersebut ingin mengetahui lebih rinci tentang seluk beluk pembuatan kerajinan cukli ini. Mereka memliki ketertarikan yang tinggi atas kerajinan cukli ini.

Di Kampung Rungkang Jangkuk sendiri, dengan mudah akan anda temui di setiap ruas lingkungan kampung ini. Bukan hanya wisatawan mancanegara yang mengunjungi kampung ini, tetapi para pejabat negara juga kerap datang mengunjungi.

Awalnya, rungkang jangkuk dikenal sebagi penghasil kerajinan kota antik yang terbuat dari kayu, pelepah pisang dan aren serta pandan. Seiring berkembangnya waktu, hasil kerajinan tersebut banyak mengalami perubahan termasuk membuatnya menjadi kerajinan cukli. Akhirnya lambat laun seluruh  pengrajin di sana berpindah menggeluti kerajinan cukli. Sejak saat itu, kerajinan cukli mulai terkenal hingga ke luar negri.

Bahkan beberapa negara seperti Amerika, Belanda, Inggris, Australia serta Jepang, memesan produksi kerajinan ini. Saat ini, kerjinan cukli di Kampung Rungkang Jangkuk telah memiliki kesan yang luar biasa bagi wisatawan, bahkan pecinta karya seni yang berkunjung ke Mataram.
Kerajinan cukli memilki harga yang beragam tergantung dari bentuk, jenis dan tingkat kesulitan dalam pembuatannya.

Selain itu, masih banyak kerajinan cukli yang dijual dalam beragam bentuk lain seperti lemari besar, rak untuk menyimpan koleksi perhiasan hingga benda-benda terkecil seperti piring, mangkok dan sendok.

Untuk anda para pecinta kerajinan tangan, kerajinan cukli di Kampung Rungkang Jangkuk ini bisa menjadi lokasi kunjungan yang memuaskan. Anda juga bisa memperkaya pengetahuan tentang kerajinan cukli dengan langsung berinteraksi dan ikut menyaksikan proses pembuatan kerajinan ini.( Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram)

Jumat, 03 Februari 2017

Tempat Beda Menikmati Pantai Senggigi dari Ketinggian

Pantai Senggigi adalah salah satu pantai favorit turis di Lombok, NTB. Jika biasanya melihat dari Bukit Malimbu I atau II, ada pula yang tak kalah seru. Di sana, ada gardu pandang yang menyajikan keindahan pantai dari ketinggian.

Pantai Senggigi ada di Jl Raya Senggigi, Lombok Barat, NTB. Pantai ini tidak hanya bisa dinikmati dari bawah. Ada sebuah tempat dimana traveler bisa menyaksikan hampir keseluruhan pantai dari atas. Namanya Gardu Pandang Makam Batu Layar.

Dari arah Kota Mataram, Gardu Pandang Makam Batu Layar akan terlihat persis di sebelah kiri jalan. Di seberangnya, ada komplek Makam Batu Layar yang dikeramatkan warga sekitar.

Ketika memasuki gardu pandang, Pantai Senggigi terlihat sangat indah. Deretan pohon kelapa, pasir pantai yang putih dan air laut yang kebiruan sungguh membawa kesejukan di siang hari yang panas. Kawasan pinggi pantai yang cekung juga terlihat dari atas sini.

Biasanya gardu pandang ramai dikunjungi wisatawan pada sore hari. Selain melihat keindahan pantai, banyak yang berburu indahnya sunset yang terlihat dari bangunan ini.

Di sekitar Gardu Pandang Makam Batu Layar juga ada beberapa pedagang makanan dan minuman, anda bisa bersantai melihat indahnya pemandangan sambil menikmati jajanan yang ada. Asyiknya lagi, tidak jam tutup untuk gardu pandang, sehingga Anda bisa datang kemari kapanpun!

Batu Layar, Makam Keramat di Lombok Barat

Lombok tak hanya cocok untuk tempat wisata alam. Ada pula berbagai tempat wisata religi seperti Makam Batu Layar. Kabarnya, komplek makam ini menjadi lokasi peristirahatan seorang syekh yang pernah menyebarkan agama Islam di Lombok.

Makam Batu Layar ada di kawasan Senggigi, Lombok Barat, NTB, tak jauh dari Pantai senggigi. Makam tersebut menjadi tempat peristirahatan seorang penyebar agama Islam, yang diyakini bernama Syekh Sayid. Makam ini pun dikeramatkan oleh warga Lombok. Makam ini tampak cukup luas dengan pintu masuk di bagian depan dan belakang.

Biasanya, makam akan sangat ramai dengan para peziarah saat Lebaran Topat, sekitar 1 minggu setelah Idul Fitri. Lebaran ini umumnya memang diawali dengan ziarah ke makam yang dikeramatkan, termasuk Batu Layar.

Makam Batu Layar rupanya dianggap keramat karena warga setempat meyakini bahwa komplek ini merupakan lokasi peristirahatan terakhir Syekh Sayid. Konon, Syekh Sayid adalah seorang penyebar agama Islam di Lombok yang datang dari Baghdad. 


Beberapa publikasi yang lain menyebut nama tokoh Baghdad yang datang bernama Syeh Syayid Muhammad Al Bagdadi.

Setelah menyebarkan agama Islam, syekh ini ingin pulang ke negaranya. Ia pun pergi ke tepian pantai di kawasan Batu Layar dan duduk di sebuah batu. Kemudian, ada hujan lebat disertai petir dan tiba-tiba Syekh Sayid menghilang.

Cerita yang beredar pun menyebutkan bahwa yang dikubur di Makam Batu Layar bukanlah jasad Syekh Sayid, melainkan hanya beberapa benda miliknya. Walaupun begitu, makam ini tetap dianggap keramat oleh warga Lombok.

Nah, jika sedang liburan di Lombok dan ingin ziarah, Anda bisa langsung datang ke makam setiap hari. Tidak ada biaya masuk ke makam, tetapi ada kotak amal yang tersedia jika Anda ingin memberikan sumbangan seikhlasnya.

Di seberang Makam Batu Layar, ada sebuah gardu pandang dimana traveler bisa menyaksikan keindahan Pantai Senggigi dan sekitarnya dari ketinggian.

Rabu, 01 Februari 2017

Rinjani Menuju Geopark Dunia

Tahun 2013 Gunung Rinjani di Lombok Nusa Tenggara Barat resmi ditetapkan menjadi Geopark Nasional, kini Rinjani siap menuju Geopark Dunia. Persiapan-persiapan menuju Geopark Dunia ini telah dimulai sejak ditetapkan menjadi Geopark Nasional. Dokumen-dokumen yang diperlukan telah dipersiapkan, seperti dosier dan dokumen lainnya, termasuk rencana aksi dan Tim untuk mendukung suksesnya Rinjani menjadi Geopark Dunia.

Rinjani masuk dalam Kawasan Startegis Pariwisata Daerah (KSPD) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda) dan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas).

Geopark Rinjani yang memiliki 48 Geosite dengan Geo Diversity, Bio Diversity dan Culture Diversity sarat dengan kekayaan alam yang sangat luar biasa. Kearifan-kearifan lokal masyarakat Lingkar Rinjani menambah khasanah kekayaan budaya yang memerlukan pelestarian agar tidak punah termakan zaman.

Sosialisasi-sosialisasi Rinjani menuju Geopark Dunia ini gencar dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kota Mataram.

Masing-masing kabupaten/kota di Pulau Lombok membuat dan memasang Sign Board (Papan Informasi Geosite) di dalam dan di luar kawasan Rinjani, agar masyarakat mengetahui dan memahami akan potensi-potensi yang dimiliki Gunung Rinjani sehingga layak mengejar status menjadi Geopark Dunia.

Masyarakat Lombok khususnya dan masyarakat Nusa Tenggara Barat umumnya bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berjuang dan mendukung penuh Rinjani menjadi Geopark Dunia, karena dengan perubahan status menjadi Geopark Dunia, maka kapasitas Gunung Rinjani pun akan meningkat. Rinjani akan menjadi destinasi wisata yang sejajar dengan destinasi-destinasi wisata dunia. Rinjani akan dikenal dan dibicarakan di tataran dunia internasional.

Dengan segala potensi dan daya tarik yang dimiliki, seperti wisata alam, wisata adventure, wisata minat khusus, wisata ekologi, wisata geologi dan wisata lainnya, Rinjani akan terus kekar berdiri dengan “Segara Anak” sebagai ICON Utamanya, dan terus mengundang para wisatawan untuk melihat dan menikmati keindahannya yang menawan dan menantang.

Itulah Rinjani, sebuah gunung tertinggi di Nusa Tenggara Barat. Mari bersama-sama kita perjuangkan dan kita sukseskan Gunung Rinjani menuju “Geopark Dunia”. (Disbudpar NTB)

Ekowisata Kerujuk Yang Mulai Menggoda

Untuk menemukan lokasi Ekowisata Keruyuk sangat mudah. Papan ucapan selamat datang di  “Ekowisata Kerujuk”, Desa Pusuk Lestari, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat yang berada di tepi jalan menuju Kabupaten Lombok Utara. Atau di tepi jalan yang biasa dilewati wisatawan yang menjelajahi berbagai wisata pantai di Gili Trawangan, Meno dan Gili Air.

Kerujuk dijadikan sebagai daerah Ekowisata didasari keinginan untuk tetap melestarikan lingkungan. Kawasan ini termasuk dalam kawasan hutan lindung Pusuk yang  menjadi satu ekosistem yang terpadu antara sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Berbeda dengan Agrowisata yang hanya memanfaatkan sumber daya alam agar bisa dinikmati oleh para pengelola dan pengunjung.

Nurfaizin salah seorang pengelola ekowisata Kerujuk menjelaskan,  bahwa Ekowisata Kerujuk ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi kelestarian alam dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat Kerujuk. Ia mengakui juga bahwa banyak masyarakat kerujuk menggantungkan hidup mereka dengan cara merambah hutan. Hal ini sulit kita cegah sebelum kita mampu memberikan peluang kerja yang lain bagi mereka.

“Nah, dengan Ekowisata Kerujuk ini kita akan mampu memberikan peluang kerja bagi mereka dan melestarikan alam disini melalui paket-paket ekowisata yang kita tawarkan bagi pengunjung” ungkap Nurfaizin.

Paket Ekowista Kerujuk dibandrol dengan harga Rp.150.000 berupa wisata alam, tour local community dan kuliner kampung. Pada sesi wisata alam, pengunjung diajak untuk melihat dan menikmati jernih dan sejuknya air terjun dan sungai yang berasal mata air hutan Pusuk, Hutan yang hijau, dan alam pedesaan yang asri.

Tour local community, pengujung diajak untuk melihat dan bercengkrama dengan kegiatan petani gula aren sekaligus menikmati segarnya air nira dan Kopi Aren. Pengunjung juga akan diajarkan membuat kerajinan bambu dan rotan. Bagi pengunjung yang hobi mancing juga telah ada kolam pemancingan. Yang hobi permainan tradisional juga disediakan arena permainan tradisional.

Pada akhir paket, pengunjung akan menikmati kuliner kampung berupa jajanan local dengan ciri khas gula aren ditutup makan siang dengan menu ikan air tawar dari kolam pemancingan. Tak lupa pengunjung disediakan oleh-oleh untuk dibawa pulang gula aren bricket dan gula aren Semut yang menyehatkan.

Kunjungan para wisatawan di lokasi ini telah mendorong keramahan dan kesadaran waarga di sini akan potensi alam yang mereka miliki. Dari kunjungan itu akan menggairahkan langkah mereka untuk menyambut pengunjung dengan kemampuan mereka. Hingga akhinya mereka berpikir ekowisata Kerujuk telah menjadi sumber mata pencaharian warga dan berakibat pada pendapatan masyarakat yang semakin meningkat.

Memetik Kangkung Khas Lombok di Kali Jangkok

Mataram  boleh berbangga hati dengan memiliki sebuah aliran kali yang banyak memberi fungsi serta manfaat terhadap keberlangsungan kehidupan masyarakatnya. Salah satu manfaatnya hingga saat ini adalah Kali Jangkok telah menjadi sebuah ladang panjang untuk bercocok tanam yang menghasilkan.

Kali Jangkok yang membelah Kota Mataram dengan daerah-daerah kecil di sekitarnya ternyata memiliki banyak keunikan tersendiri. Selain berfungsi sebagai aliran air dan irigasi, Kali Jangkok juga terkenal dengan menjamurnya tumbuhan sayur jenis kangkung yang ditanam oleh masyarakat Mataram dan sekitarnya.

Kangkung yang tumbuh di sepanjang aliran sungai ini telah lama dikenal sebagai kangkung yang memiliki bentuk dan citarasa yang unik jika dibandingkan dengan kangkung yang berasal dari daerah luar Pulau Lombok. Rasanya yang gurih dan renyah menjadikan kangkung ini akhirnya tetap dilestarikan oleh masyarakat di sepanjang sungai ini.

Beberapa di antara petani kangkung membudidayakan tanaman ini karena permintaan pasar yang tinggi akan konsumsi sayuran rambat ini. Tak jarang dari mereka yang sudah bertahun-tahun secara turun temurun menjadikan bercocok tanam kangkung sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.

Selain itu, kangkung yang tumbuh merambat dan berbaris rapi di sepanjang Kali Jangkok ini juga memiliki bentuk yang sedikit berbeda dengan kangkung-kangkung yang berasal dari daerah lain.

Kangkung khas Kali Jangkok memiliki ruas daun yang lebih lebar serta memiliki tangkai yang panjang dan besar. Perbedaan bentuk pada kangkung ini dikarenakan tumbuh di atas air yang mengalir dan tanpa pupuk ataupun menggunakan penyubur tumbuhan yang memiliki kandungan kimiawi.

Petani kangkung biasanya memanen tanamanya setiap hari pada waktu pagi hari. Hasil panen kangkung umumnya dijual ke pasar tradisional terdekat atau terkadang dibawa pulang ke rumah untuk dikonsumsi sendiri.

Namun tidak jarang juga petani kangkung yang memanen dalam jumlah yang banyak. Biasanya petani kangkung yang seperti ini telah mendapat pesanan rutin dari langganannya masing-masing. Mulai dari warung sederhana hingga restoran berkelas menggunakan kangkung ini sebagai salah satu sajian andalah mereka.

Jika Anda menelusuri kawasan pinggiran Kali Jangkok pada pagi hari, maka dengan sangat mudah Anda menemui petani-petani yang sedang memetik kangkung untuk dijual atau dibawa pulang kerumah.

Karena keunikan bentuk dan cita rasa ini juga lah yang membuat kangkung Kali Jangkok menjadi terkenal di belahan nusantara. Dari kangkung inilah, makanan khas Pulau Lombok dibuat. Kangkung adalah bahan dasar utama dalam pembuatan dan penyajian kuliner khas Sasak yaitu Plecing Kangkung. Nama makanan khas plecing kangkung sudah tidak diragukan lagi kelezatannya bahkan telah menjadi buruan pecinta kuliner nusantara.

Bahkan kangkung yang tumbuh di sepanjang Kali Jangkok ini juga telah menjadi komoditi kuliner dan dikirim ke beberapa kota besar di Indonesia, bahkan kangkung ini telah merambah ke beberapa negara luas seperti Malaysia, Jepang dan Australia serta beberapa negara lainnya.

Kepuasan para wisatawan yang dulunya sempat mencicipi lezatnya kangkung ini kahirnya mereka membuka usaha rumah makan atau restoran yang menyajikan plecing kangkung. Demi menjaga citarasa dan keaslian makanan khas Lombok ini, mereka tetap menggunakan kangkung Kali Jangkok dan sekitarnya sebagai bahan dasar utama dalam pembuatan plecing kangkung di daerahnya masing-masing.

Namun akan sangat berbeda jika Anda menyantap sajian istimewa khas Pulau Seribu Masjid (julukan Pulau Lombok) ini di tempat asalnya dibandingkan luar daerah asalnya. Bukan hanya itu, selain bisa menikmati secara langsung sajian makanannya, di Kota Mataram ini Anda juga berkesempatan melihat secara langsung bagaimana kangkung-kangkung tersebut dibudidayakan di sepanjang Kali Jangkok.

Mungkin Anda juga tertarik ingin mencoba memetik sendiri kangkung-kangkung tersebut dan terlibat langsung dalam proses pembuatan kuliner plecing kangkung? Segera siapkan diri Anda untuk mengunjungi daerah-daerah di sepanjang Kali Jangkok(Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram)

Taman Suranadi, Sejuknya Menenangkan Batin

Pulau Lombok terkenal dengan julukan Pulau Seribu Masjid. Kesohoran Pulau Lombok juga didukung oleh budayanya yang unik serta alamnya yang indah. Salah satu “potongan surga” yang dititipkan oleh Sang Pencipta adalah Taman Suranadi. Sura berarti Dewa, Nadi berarti sungai. Secara harfiah Suranadi berarti sungai para Dewa.

Taman Suranadi terletak di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Berjarak sekitar 14 Km dari pusat kota Mataram. Untuk menuju ke sana, Anda bisa menggunakan kendaraan umum atau kendaraan khusus taksi atau kendaraan yang disewa khusus.

Bila menggunakaan kendaraan umum, Anda bisa menaiki kendaraan dari Terminal Bertais menuju Pasar Narmada. Dari situ Anda bisa menggunakan jasa ojek untuk mengantarkan sampai ke kawasan Taman Suranadi.

Sejarah Taman Suranadi memang bertalian dengan sejarah masuknya ajaran Hindu di Pulau Lombok pada zaman kerajaan, sekitar abad ke-16. Taman Suranadi sendiri merupakan satu-kesatuan dari kawasan Pura Suranadi.

Kawasan Pura Suranadi memiliki lima titik mata air yang disebut Panca Tirta. Kelimanya adalah Tirta Pembersihan, Tirta Panglukatan, Tirta Pengening, Tirta Pengentas dan Toya Tabah. Sumber mata air yang bernuansa religius inilah yang mengisi kolam-kolam pemandian di Taman Suranadi.

Taman Suranadi dikelilingi oleh pepohonan yang rindang. Beragam jenis fauna juga masih kerap kita jumpai. Monyet paling mudah dijumpai. Begitu memasuki gerbang kawasan Taman Suranadi, monyet lebih awal menyambut kedatangan pengunjung. Monyet-monyet akan melompat bergelingsatan begitu mendapat lemparan makanan dari pengunjung Taman Suranadi.

Di dalam kawasan pemandian Taman Suranadi, wisatawan bisa memilih tempat mandi sesuai dengan selera. Jika ingin lebih leluasa berenang, cobalah di kolam utama untuk orang dewasa. Tersedia pula beberapa kolam untuk anak-anak. Atau jika ingin mandi dalam suasana alami, Anda bisa mandi di pancuran.

Sebaiknya Anda jangan langsung nyebur ke dalam air. Sebab air di Taman Suranadi dinginnya menyerupai air es. Lakukanlah pemanasan terlebih dahulu dengan gerakan-gerakan kecil. Atau basuhlah beberapa bagian tubuh dengan air di Taman Suranadi terlebih dahulu. Setidaknya ini untuk memberikan isyarat kepada tubuh agar segera menyesuaikan diri.

Air di Taman Suranandi tidak sekedar dingin. Ada aura spritual yang sangat tenang yang akan Anda rasakan. Bahkan masyarakat di sekitar Taman Suranadi memercayai sentuhan air di sana akan membuat Anda awet muda. Terlepas dari nuansa mistis kepercayaan tersebut, dalam ranah ilmiah, air alami yang mengandung mineral tinggi memang sangat baik untuk kesehatan, termasuk kesehatan kulit.

Setelah puas menikmati kesejukan air di Taman Suranadi, badan yang kedinginan tentu akan membuat Anda merasa lapar. Jangan khwatir. Sate Bulayak yang dijual oleh para pedagang lokal di area Taman Suranadi bisa jadi pilihan utama yang sangat diandalkan. Disajikan hangat-hanyat, bumbu khasnya yang pedas akan menyempurnakan kunjungan Anda ke Taman Suranadi.

Penasaran? Tunggu apa lagi? Yuk, ke Taman Suranadi. Di sana ada sejuta kedamaian menanti. (W-01)